Membuahkan Hasil, Henny Parwati Penderita Myasthenia Gravis Akhirnya Terbebas dari Masalah Kesulitan Menelan
Mulai Ibu Kota sampai ke Luar Negeri mencari kesembuhan tetapi di Kota Pahlawan ini Henny Akhirnya bisa bernafas lega serta tidak mengalami kesulitan menelan lagi.
Perjalanan sembilan tahun mencari kesembuhan, akhirnya membuahkan hasil bagi Henny Parwati (38 tahun). Hal itu terlihat wajah ceria Henny saat menikmati makan paginya sembari duduk diatas tempat tidur kamar rawat inap lantai 11 di RS Husada Utama Surabaya. Sambil tersenyum dan semangat Henni Parwati berlahan-lahan mengambil makanan yang ada di depannya.
Tepatnya pada tahun 2006, Henni merasakan susah menggerakkan mata, sulit menelan air mineral ataupun makanan bahkan tiba-tiba kesulitan dalam bernafas. Apa yang dialaminya sudah diperiksakan ke dokter terdekat dan hanya diberi obat sakit maag. Namun, keluhan yang dia rasakan tidak kunjung berhenti.
Tidak hanya semangat untuk sembuh yang membantu proses pemulihan kondisi Henni tetapi dukungan keluarga membuatnya bisa tetap bertahan sampai saat ini. Terlebih lagi tindakan operasi extended timotimextomi+sternotomi yang dilakukan merubah kondisi Henni. Awalnya yang kesulitan menelan minuman ataupun makanan bahkan bernafaspun terkadang sulit saat ini sudah kembali seperti semula. “Setelah operasi itu, saya sudah bisa menelan air maupun makanan. Sebelumnya sulit sekali, bahkan tidak bisa. Sehingga, berat badan saya tidak bisa naik, karena tidak banyak yang bisa masuk untuk dikonsumsi.”, kata Henni Parwati.
“Saya sudah berobat ke dokter spesialis di daerah tempat tinggal saya (Riau) tetapi dokter sampai bingung penyakit apa yang ada dalam diri saya. Beliau sampai membuka-buka buku tebal didepan saya. Tidak berhenti disini, saya pun juga sudah mencoba pengobatan alternative malah dikatakan saya kena santet dan diberi obat penawarnya.”, lanjut perempuan itu sembari tersenyum.
Dua tahun kemudian Henny berobat kembali di rumah sakit besar di Riau, hanya diberikan obat tanpa mengetahui kepastian sakit yang dideritanya. Malah apabila sakitnya kambuh Henny tidak bisa beranjak dari tempat tidur.
Keinginan sembuh dan bangkit selalu ada didalam semangat Henni Parwati. Bersama keluarga tercinta Henny berangkat ke Kuala Lumpur untuk mendapatkan pengobatan. Beberapa pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui kepastian dari penyakit yang dideritanya. Pemeriksaan dengan pengambilan darah membuahkan hasil, diketahui Henny mengidap Myasthenia Gravis (MG). Dimana MG ini adalah penyakit autoimun kronis dari transmisi neuromuskular yang menghasilkan kelemahan otot. Istilah Myasthenia adalah bahasa Latin untuk kelemahan otot, dan Gravis untuk berat atau serius.
Myasthenia Gravis termasuk salah satu jenis pe nyakit autoimun. Menurut kamus kedokteran, penyakit autoimun itu sendiri adalah suatu jenis penyakit dimana antibodi menyerang jaringan-jaringannya sendiri. Myasthenia Gravis dapat menyerang otot apa saja, tapi yang paling umum terserang adalah otot yang mengontrol gerakan mata, kelopak mata, mengunyah, menelan, batuk dan ekspresi wajah. Bahu, pinggul, leher, otot yg mengontrol gerakan badan serta otot yang membantu pernafasan juga dapat terserang. Diagnosa penyakit sudah ditemukan dan pengobatan maupun terapi diberikan. Terapi Plasmaferesis pun juga sudah dilakukan. Plasmapheresis (penarikan plasma) adalah pengobatan jangka pendek yang mahal, dimana beberapa liter dari darah diangkat dari pembuluh darah pasien, diolah dalam sebuah mesin dan sel darah merah dikembalikan melalui pembuluh darah ke dalam plasma tiruan (albumin dan larutan garam).
Terapi ataupun pengobatan yang sudah dilakukan kurang membuahkan hasil. Dimana setelah 6 bulan kemudian keluhan tersebut muncul kembali. “Penyakit saya sudah diketahui jenisnya hanya saja saya hanya diberikan obat saja. Tetapi 6 bulan kemudian saya kembali merasakan keluhan itu, saya pun juga sudah melakukan terapi plasmaferesis. Sulit menelan maupun bernafas. Saya beserta keluarga sampai mendesak kepada tim dokter, baik saat berobat di Kuala Lumpur ataupun di Jakarta agar saya bisa dilakukan operasi saja, supaya tidak mengalami kesulitan menelan. Hanya saja tim dokter disana menolak dengan alasan fisik saya beserta hasil pemeriksaan tidak mengharuskan saya dioperasi.”, jelasnya.
Tidak sampai disini usaha saya dan keluarga untuk mencari kesembuhan. Kami sekeluarga mencari informasi tentang penyakit MG. Dari pencarian melalui Internet kami menemukan komunitas MG . Berawal dari website komunitas tersebut menuntun saya beserta keluarga untuk mendapatkan pengobatan yang baru dan menumbuhkan semangat saya agar segera membaik.
Melalui komunitas MG Henni berkenalan dengan Eko yang memiliki cerita sama serta keluhan yang sama. “Pak Eko memberi saya dan keluarga semangat baru. Untuk tetap berusaha mencari kesembuhan. Beliau menyuruh saya untuk berobat di Surabaya dan berkonsultasi dengan Prof. dr.Troeboes Poerwadi, SpS(K), SpKJ.”, katanya.
Setelah saya bertemu dengan Prof. Dr.Troeboes Poerwadi, SpS(K), SpKJ dan menjelaskan keluhan yang dirasakan, Henny di sarankan untuk melakukan operasi agar kesulitan menelan bisa segera teratasi. “Alhamdulillah bersama dengan tim medis dari RS Husada Utama, diantaranya Prof.Dr.dr.Paul Tahalele, Med.SpB.BTKV dan pemantauan serta perawatan Prof. dr.Troeboes Poerwadi, SpS(K), SpKJ, saya sekarang bisa menikmati makanan yang ada. Alhamdulillah berat badan saya pun naik 2 kilo (dari berat badan 30kg menjadi 32 kg) setelah menjalani operasi tersebut.”, katanya.
(Foto: Henni Parwati saat makan pagi berpose bersama keluarga dan Manager Keperawatan Dwianti Dian Kustini serta perawat lantai 11 di ruang rawat inap RS Husada Utama)
(Foto: Henni Parwati(tengah)sudah bisa berdiri bersama keluarga dan Manager Operasional RSHU Ni Made Puspita,Manager keperawatan Dwianti Dian Kustini )
(Henny parwati menceritakan kisah dan semangatnya dalam mencari kesembuhan agar bisa memberikan motivasi kepada penderita Myasthenia Gravis untuk tetap semangat dan selalu bersyukur. Yakinlah bahwa jalan keluar akan ada, dan Tuhan memberikan ujian tidak melebihi batas kemampuan hambaNya)
Disclaimer - Kebijakan Isi Website : Seluruh isi website ini (termasuk dan tidak terbatas pada tulisan, gambar, tautan dan dokumen) adalah bersifat informatif
yang tidak ditujukan untuk mengganti nasihat medis, keterangan diagnosis, maupun saran tindakan medis yang dikeluarkan oleh tenaga profesional medis (dokter).
Selalu konsultasikan kesehatan Anda kepada dokter untuk mendapatkan saran medis yang sesuai dengan keadaan Anda.
