Bipolar Radiofrequency Induced Thermo Therapy (RFiTT), di bidang THT antara lain digunakan untuk :
-
Habitual snoring, OSAS (Obstructive Sleep Apneu Syndrome)
-
Konka hipertrofi
-
Tonsil hipertrofi
-
Polip nasi
-
Uvula hyperplasia
-
Excessive membrane mukosa di daerah arkus palatinus
RFiTT merupakan teknologi baru yang dikembangkan oleh Celon AG Medical Instrument di Jerman yang merupakan bagian dari The Olympus Medical System Group. (dr. Siswantoro, SpTHT-KL (K)
2.
Cochlear implant (Implan Koklea)
Implan koklea adalah alat elektronik yang ditanam di dalam koklea melalui suatu operasi. Indikasi pemasangan implan koklea adalah pada penderita dengan tuli sensori neural berat sampai sangat berat pada kedua telinga, dimana alat bantu dengar tidak dapat lagi membantu. Implan koklea dapat dipasang sedini mungkin minimal pada usia 1 tahun. Waktu yang paling baik bagi penderita tuna rungu sejak lahir adalah pada usia 1-3 tahun. Namun pada kenyataannya beberapa penderita dengan usia lebih dari 3 tahun menunjukkan hasil yang juga memuaskan. Alat ini dapat juga dipasang pada penderita dewasa yang mengalami tuli sensorineural berat sampai dengan sangat berat pada kedua telinganya, walaupun sebelumnya pendengarannya normal. (dr. Titik Hidayati Ahadiah, SpTHT (K))
3.
Klinik Disfagia (keluhan sulit menelan)
Proses menelan merupakan proses yang kompleks, setiap unsur yang berperan dalam menelan harus bekerja secara terintegrasi dan berkesinambungan.
Keluhan disfagia merupakan salah satu gejala kelainan akan penyakit di orofaring dan esofagus.
Berdasar penyebabnya, disfagia dibagi menjadi disfagia mekanik, motorik dan yang disebabkan oleh gangguan emosi.
Klinik ini akan mengelola disfagia secara komprehensif dan akan ditangani bersama antara lain oleh spesialis THT, spesialis saraf dan spesialis rehabilitasi medik.
Peran rehabilitasi medik dalam penanganan disfagia (gangguan menelan) :
1.
Menentukan disfagia orofaring, aspirasi dan penyebab aspirasi.
2.
Identifikasi strategi kompensasi untuk meningkatkan efisiensi dari proses menelan dan mencegah terjadinya aspirasi.
3.
Menentukan program latihan untuk meningkatkan area yang mengalami gangguan.
Tujuan rehabilitasi medik dalam penanganan disfagia :
1.
Mencegah terjadinya aspirasi.
2.
Mempertahankan asupan makanan yang adequate.
3.
Membuat makanan oral untuk tingkat optimal (yang paling aman).
4.
Memperbaiki kontrol motorik pada masing-masing fase melalui normalisasi otot dan fasilitasi dari kualitas gerakan otot-otot menelan.
Disclaimer - Kebijakan Isi Website : Seluruh isi website ini (termasuk dan tidak terbatas pada tulisan, gambar, tautan dan dokumen) adalah bersifat informatif
yang tidak ditujukan untuk mengganti nasihat medis, keterangan diagnosis, maupun saran tindakan medis yang dikeluarkan oleh tenaga profesional medis (dokter).
Selalu konsultasikan kesehatan Anda kepada dokter untuk mendapatkan saran medis yang sesuai dengan keadaan Anda.