Surabaya - Nyeri Berkelanjutan dapat Diatasi dengan Tindakan Sederhana
Klinik Nyeri Terpadu RS Husada Utama menyelenggarakan kegiatan Bakti Sosial Bebas Nyeri yang diadakan selama dua hari yaitu hari Kamis dan Jumat kemarin tanggal 14 dan 15 November. Kegiatan ini awalnya diikuti oleh 50 peserta saja. Tetapi karena antusiasme masyarakat sangat luar biasa maka jumlah peserta diperbanyak menjadi 88 orang. Peserta yang hadir tidak hanya dari Surabaya saja, tapi ada juga yang berasal dari Bojonegoro, Kebumen, dan Brebes.
Mayoritas peserta yang ikut berusia 40 tahun ke atas, “Tapi ada juga yang masih muda dan aktif. Kebanyakan nyeri sendi bahu dan leher. Kemungkinan karena posisi badan yang tidak ergonomis saat bekerja,” ujar dr. Ratri Dwi Indriani, SpAn FIPM FIPP sebagai salah satu dokter Klinik Nyeri Terpadu.
“Kebanyakan orang tahu bahwa nyeri dapat hilang dengan obat-obatan, fisioterapi, atau operasi. Tetapi tidak banyak tahu bahwa nyeri bahu, nyeri punggung, nyeri tangan dan nyeri kaki dapat dilakukan dengan tindakan sederhana yaitu injeksi.” papar dr. Ratri Dwi Indriani, SpAn FIPM FIPP, “Ada yang nyeri bahu hingga berbulan-bulan dan melakukan fisioterapi tetapi tidak kunjung sembuh, setelah kita injeksi bisa bergerak bebas.” imbuhnya.
Dokter spesialis yang terlibat dalam pelayanan Klinik Nyeri Terpadu ini terdiri dari dokter spesialis anestesi, saraf, orthopedi, rehab medik, dan bedah saraf. “Pemeriksaan yang pertama dilakukan pada kegiatan ini adalah anamnesa, lalu pemeriksaan fisik seperti menggerak-gerakan bagian tubuh yang nyeri, setelah itu dilakukan pemeriksaan penunjang menggunakan alat USG dan C-Arm, kemudian dilakukan injeksi dengan tuntunan USG”, jelas dr. Koemalawati Widjaja, SpS. “Harapannya masyarakat menjadi lebih aware dengan nyeri dan tidak menyepelekan, dan kualitas hidup menjadi lebih baik,” ujar dr. Didi D. Dewanto, SpOG selaku Direktur RS Husada Utama Surabaya.
Disclaimer - Kebijakan Isi Website : Seluruh isi website ini (termasuk dan tidak terbatas pada tulisan, gambar, tautan dan dokumen) adalah bersifat informatif
yang tidak ditujukan untuk mengganti nasihat medis, keterangan diagnosis, maupun saran tindakan medis yang dikeluarkan oleh tenaga profesional medis (dokter).
Selalu konsultasikan kesehatan Anda kepada dokter untuk mendapatkan saran medis yang sesuai dengan keadaan Anda.