Cegah Anak Stunting dengan Nutrisi Tepat |
|
Oleh : Titik Jayanti, AmdGz - RS. Husada Utama |
|
Sebagian besar orangtua tentunya mengharapkan anak yang berperawakan tinggi, namun perlu Anda ketahui bahwa tinggi maksimum anak Anda ditentukan oleh genetika. Anak akan mempunyai ketinggian rata-rata sama dengan ketinggian orangtua mereka. |
|
Stunting (perawakan pendek) adalah masalah umum yang terjadi pada anak-anak di dunia. Berdasarkan data World Health Organization, kasus anak mengalami stunting kian meningkat dari tahun ke tahun. Data terakhir memperlihatkan persentase yang mengalami stunting sebanyak 37,2 persen. Angka yang sangat tinggi dari yang ditargetkan WHO, agar jumlah penderita tubuh pendek ini hanya sebanyak 5 persen. |
|
|
|
Ada beberapa cara untuk mencegah agar tidak terjadi stunting pada anak, yaitu dengan cara memberikan nutrisi tepat dimulai saat masih dalam kandungan. |
|
Berikut beberapa tindakan yang dapat di lakukan untuk mencegah anak berperawakan pendek : |
|
Periode kehamilan |
Pastikan selama hamil ibu tidak kekurangan gizi. Indikatornya adalah LILA (lingkar lengan atas) harus lebih dari 23.5cm, kadar HB haruss lebih dari 11 gr/dl, BB ibu selama hamil harus naik minimal 12 kg. |
|
Jika salah satu dari indikator tersebut ada yang kurang, ibu harus waspada dan harus segera memperbaiki asupan gizi. Karena ibu hamil yang kurang gizi bisa mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin atau istilah medisnya IUGR (intrauterine growth retardation). |
|
Ibu adalah kunci keberhasilan pertumbuhan anak. Hendaknya sebelum menjadi seorang ibu, wanita harus membekali dirinya dengan pengetahuan tentang kesehatan umum, gizi, dan makanan. |
|
Periode Bayi 0-6 bln |
Pada periode ini pemberian asi eksklusif sangat menentukan keberhasilan pertumbuhan anak. Kuantitas (jumlah) asi sangat bergantung pada intensitas bayi menyusu, sedangkan kualitas asi sangat dipengaharui oleh asupan zat gizi ibu. |
|
Sehingga dua hal ini harus menjadi perhatian utama ibu di periode 0-6 bln. Jika bayi mendapatkan asi eksklusif yang cukup jumlah dan kualitasnya, maka pertumbuhan bayi akan normal dan bayi akan memperoleh kekebalan tubuh sehingga tidak mudah sakit. |
|
Periode Balita (6-24 bln) |
Periode ini anak sudah mulai makan, apa, kapan dan seberapa banyak makanan anak harus menjadi fokus utama ibu. Karena pada periode inilah anak sangat rentan terkena penyakit infeksi seperti diare, batuk, pilek, tifus, dan lain sebagainya. |
|
Anak yang mengalami penyakit infeksi berulang cenderung menderita gizi kurang. Hal ini berdampak langsung pada pertumbuhan anak yang pastinya akan terganggu. |
|
Asupan gizi makro yang harus ibu perhatikan adalah protein. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi protein berpengaruh pada pertambahan tinggi dan berat badan anak di atas 6 bulan. |
|
Anak yang mendapat protein 15 persen dari total asupan kalori ternyata memiliki badan yang lebih tinggi dibandingkan anak yang hanya mendapat protein 7,5 persen dari total asupan kalori. |
|
Anak usia 6 sampai 12 bulan dianjurkan mengonsumsi protein harian sebanyak 1,2 g/kg berat badan. Sementara anak usia 1 – 2 tahun membutuhkan protein harian sebesar 1,05 g/kg berat badan. |
|
Misal anak ibu berat nya 7 kg umur 6 bulan, berarti anak ibu memerlukan protein sebanyak 8.4 gr. Kalo dikonversi keukuran rumah tangga 8,4 gr protein itu setara dengan 50 gr ikan, 50gr daging ayam, dan 40gr daging sapi. |
|
Dengan catatan beratnya itu adalah berat yang dapat dimakan atau berat bersih daging nya tanpa tulang. |
|
Asupan zat gizi mikro pun tak kalah pentingnya karena untuk mendapatkan pertumbuhan tingggi badan yang baik maka pembentukan tulang, metabolisme tulang, dan kekebalan tubuh harus terjaga. |
|
Beberapa zat gizi mikro diantaranya : |
1. |
Kalsium |
|
Kalsium berfungsi dalam pembentukan tulang dan gigi. Untuk dapat tumbuh tinggi sangat diperlukan tulang yang kuat. Bahan makanan sumber kalsium antara lain : ikan teri kering, belut, susu, keju, kacang-kacangan. |
2. |
Yodium |
|
Yodium sangat berguna bagi hormon tiroid dimana hormon tiroid mengatur metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Yodium juga penting untuk mencegah gondok dan kekerdilan. Bahan makanan sumber yodium : ikan laut, udang, dan kerang. |
3. |
Zink |
|
Zink berfungsi dalam metabolisme tulang, penyembuhan luka, dan fungsi daya tahan tubuh. Bahan makanan sumber zink : hati, kerang, telur dan kacang-kacangan. |
4. |
Zat Besi |
|
Zat besi berfungsi dalam sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan otak, dan metabolisme energi. Sumber zat besi antara lain: hati, telur, ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau dan buah-buahan. |
5. |
Asam Folat |
|
Asam folat terutama berfungsi pada periode pembelahan dan pertumbuhan sel, memproduksi sel darah merah dan mencegah anemia. Sumber asam folat antara lain : bayam, lobak, kacang-kacangan, serealia dan sayur-sayuran. |
|